Senin, 11 Mei 2015

Sakitnya Cinta Tak Sedingin Api Neraka

tasawwuf cinta

‘Sakit’ akan terkalahkan oleh ‘sangatnya sakit’ dan ‘cinta’ akan dikalahkan oleh ‘membaranya cinta’. Yang lebih berat akan mengalahkan yang lebih ringan. Seorang hamba yang merasakan hijab antara dirinya dan dan yang dicintai (Allah Swt),
akan merasakan sakit luar biasa ketika hijab tersebut menyekat dirinya dan yang ia cintai. Bahkan sakit tersebut bisa mengalahkan sakitnya panas api neraka. Hal ini tidak lain adalah karena sangatnya cinta yang bergejolak hingga ketika rasa rindu tidak terobati oleh wushul (bertemu dan melihat dzat Allah secara langsung di akhirat), sakitnya bahkan bisa mengalahkan panasnya gejolak neraka.
Sebagian ahli makrifat berkata “Ketakutan kita bukanlah karena neraka jahanam dan keinginan kita bukanlah bidadari. Tapi yang kita cari adalah bertemu kekasih dan lari dari hijab. Itu saja.”
Mereka berkata “Barang siapa yang menyembah Allah Swt. karena menginginkan imbalan –seperti beribadah karena menginginkan surga dan takut neraka- adalah celaka.”
Mereka beribadah semata-mata diperuntukkan pada dzat Allah Swt. maka mereka tidak mencari kecuali dzat-Nya. Terkadang mereka tidak menginginkan bidadari dan segala makanan yang nikmat, juga tidak takut pada neraka.
Api perpisahan (hijab) adalah api Allah Ta’ala yang dinyalakan dan tembus/menyorot sampai ke hati. Dan neraka jahanam tidaklah bekerja kecuali pada jasad. Sedangkan sakitnya jasad itu lebih remeh jika dibanding dengan sakitnya hati. Seorang penyair mengatakan:
Dalam hati yang cinta terdapat api kerinduan yang membakar hati.
Dan neraka jahanam yang paling panas adalah sedingin-dinginnya api kerinduan.
Kita tidak bisa mengingkari hal ini di alam akhirat. Toh di alam dunia pun terkadang hal seperti ini terjadi.
Orang yang sedang dalam keadaan perang dan sangat marah hingga merasuk ke hatinya, walaupun terkena banyak sekali luka, tapi ia tidak merasakannya karena sangatnya api kemarahan yang ada dalam hatinya. Hal ini juga dapat kita lihat dari hadit mengenai seorang wanita yang mengadukan dirinya pada nabi Muhammad Saw. bahwa ia telah berzina. Ia tidak takut hukuman rajam karena rasa takut dan cintanya pada Allah Swt. yang membakar hati hingga mengalahkan rasa sakit yang ada pada jasad. Rasulullah Saw. Bersabda: “Marah adalah sebagian dari api” (HR. Tirmidzi).
Orang yang tidak punya hati tidak akan bisa merasakan hal ini dan menganggap remeh terhadapnya. Sebagaimana anak kecil yang ketika disuruh untuk memilih antara sakitnya terhijab atau kehilangan kerajaan dengan bermain bola atau catur. Pasti ia tidak akan merasakan sakitnya terhijab atau kehilangan kerajaan dan memilih bermain bola atau catur. Hal ini karena ia tidak bisa merasakan sakitnya dan tidak menganggap hal itu adalah sakit.
Orang yang tidak punya hati tidak mungkin bisa merasakannya. Sebagaimana orang yang tidak mempunyai indra telinga dan lisan, atau ketika indra tersebut tidak berfungsi, seseorang tidak akan bisa merasakan kelezatan suara ataupun indahnya rupa.
Tidak semua orang memiliki ‘hati’. Firman Allah Swr. “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal…” (QS. Qaaf: 37). membenarkan bahwa orang yang tidak dapat mengambil hikmah dalam al-Qur’an adalah mempunyai hati yang kosong. Maka tidak semua orang yang memiliki hati.
Yang dimaksud di sini bukanlah hati yang terlihat dalam jasad. Tapi sirr (rahasia) dalam wujud alam amr.Sebagaimana ruh dalam firman Allah ”Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan (amr) Tuhan-ku”.
Di antara Alam amr dan alam makhluk terdapat sebuah tingkatan. Alam amr adalah raja dari alam makhluk. Ia adalah sesuatu yang lembut yang ketika baik, akan baik semua jasad. Orang yang telah mengetahuinya akan mengetahui siapa dirinya. Dan orang yang telah mengetahui siapa dirinya berarti ia akan mengetahui tuhannya.
Hati adalah daging sebagaimana ‘arsy dalam alam makhluk dengan dada sebagai kursy-nya serta semua anggota badan sebagai alam dengan berbagai kerajaannya.
Dapat disimpulkan, bukan berarti dengan ini kita meremehkan panasnya api neraka yang dikabarkan tujuh kali lebih panas dari api dunia, bahkan jika percikannya sampai ke bumi, maka hancurlah bumi ini karena saking dahsyatnya panas. Tapi menjadi i’tibar dengan jauhnya perbandingan antara panas api dunia dan api neraka, bahkan hijab adalah rasa sakit yang melebihi keduanya. Hal ini hanya bisa dirasakan oleh mereka yang memiliki mata hati dan mereka yang telah sampai pada derajat makrifat ilallah.

Artikel Terkait

Sakitnya Cinta Tak Sedingin Api Neraka
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email